Wednesday, February 6, 2008

saduran


Rusa di atas bukit

Saya turun dari puncak gunung sekitar jam 2. Langit berwarna biru cerah, tapi bayangan gunung menaungi padang di bawahnya. Saya merasa sejuk di balik bayangannya, tetapi saya tidak terburu buru.
Puncak gunung adalah tempat yang saya suka. Saya sudah tidak mengunjungi tempat ini sejak lima tahun yang lalu, dan lima tahun adalah waktu yang lama.
Saya sangat bahagia sepanjang hari. Saya melihat sekeliling, dan saya teringat banyak hal, saya mungkin ingin berteriak gembira, tapi diam lebih baik daripada berteriak.
Tanah mulai terasa dingin. Rumput di kakiku berwarna kuning, musim semi akan segera tiba. Saya teringat ketika saya datang ke sana saat musim panas, ketika rumput dan tumbuhan berwarna hijau dan banyak bunga.
Saya teringat seorang gadis yang bisa mengenali semua bunga, ketika saya bilang kalau dia tidak akan menemukan lebih dari 30 macam bunga, dia malah menemukan lebih dari 50 macam. Saya teringat ketika kami makan siang di sisi timur puncak bukit, jauh dari terpaan angin yang kuat. Kami bisa melihat sebagian sisi danau, jauh di bawah sana. Yang berwarna sama dengan langit.
Kami bahagia waktu itu, dan saya bahagia saat ini.
Kebahagiaan itu terulang ketika saya tiba di danau kecil berumput dan meletakkan ranselku, dekat dengan tiga batang pohon. Juga dekat dengan pohon di mana ada tungku batu dan tempat tidur dari cabang pohon. Saya tidak membuat tungku dan tempat tidur itu, saya menemukannya di sana. Ketika saya membawa kayu bakar pada suatu pagi.
Saya menatap ke arah danau, berpikir tentang berenang sebelum membuat api unggun dan makan, Terasa dingin, dan air akan terasa dingin juga.. Tapi saya suka perasaan dingin dan bersih itu, saya membuka baju.
Masih terasa sama di pedesaan itu, saya berlari ke air sampai kaki saya terendam sampai sebatas lutut, kemudian melompat berputar di bawah langit. Terasa lebih dingin dari yang saya bayangkan. Danau itu tidak dalam tapi saya bisa berenang di tengahnya. Berenang berputar di sana dan saya segera merasa nyaman, dan basah kuyup, saya melihat ke atas. Bintang terlihat satu di timur sana, Saya bernyanyi kecil. Lagu itu mengembalikan saya ke sisi gunung berbatu, terdengar lebih baik manis dan jelas.
Saya sangat bahagia, saya suka sendiri, bersih dan dingin.
Ketika saya melompat berputar untuk berenang satu kali putaran lagi, saya mendengar sebuah teriakan.
Saya berdiri, dan saya bisa melihat bayangan seorang laki laki turun ke arah danau. Saya bisa mengenali cara jalannya yang santai. Itu adalah Tom Williams. Dia menyandang ransel di punggungnya dan senapan di salah satu pundaknya.
Kesenangan saya menghilang. Saya lebih suka dengan Tom kalau saya harus berdua dengan seseorang, tapi saya ingin sendiri. Dan Chet McKenny pasti dengan Tom. Saya tidak ingin ada Chet sekarang atau kapanpun.
Kami bertiga datang ke gunung itu dengan mobil Tom. Tom dan Chet ingin berburu rusa. Mereka meninggalkan saya sendiri. Kami sudah berencana untuk bertemu lagi besok ketika matahari tenggelam, kemudian pulang hari berikutnya.
Tom meletakkan ransel dan senjatanya. “Dingin?” Dia bertanya.
“Sedikit.” Saya menjawab.
Tom membuka bajunya dan masuk ke dalam air, tapi dengan perlahan. Dia terlihat tidak merasakan dingin itu. Ada sesuatu yang tidak beres.
“Dimana Chet?” Saya bertanya. Pasti menyenangkan, dekat api ketika lapar, berbicara dengan Tom, kalau dia sendiri.
“Chet?” Dia berkata. Dia terlihat tidak suka. “Dia tidak akan kesini,” Dia berkata. “Kamu tidak perlu khawatir.”
Dia mulai berenang cepat, dan saya membuat lingkaran yang lain, untuk menghangatkan darah saya lagi. Kemudian kami keluar dari air. Tom melemparkan baju saya sehingga saya bisa berpakaian. Kemudian dia kembali ke air sambil membawa sepotong sabun, kemudian mencuci tangannya berkali kali. Aneh, karena Tom bekerja di bengkel mobil, dan sudah lama sekali berhenti membiarkan tangannya bersih.
Tom tidak berkata apa apa lagi. Saya diam. Saya akan menunggu Tom menceritakannya. Dia tidak banyak bicara, tapi saya yakin dia akan menceritakannya.
Baju saya yang hangat terasa nyaman. Saya mengambil rokok. Saya sudah siap untuk bergembira kalau Tom juga gembira.
Dia mulai memasak supper kami, kemudian menjauh dari api, memandang bintang.”Tempat yang bagus,” Katanya. “Saya tidak datang ke sini selama bertahun tahun, sampai lupa tempat bagus apa ini.”
Kemudian saya yakin bahwa semua akan baik baik saja. Saya mulai bernyanyi ketika saya mengangkat telur dan kacang dari api.
Dia kembali kemudian duduk. Bisa kulihat kalau dia tidak berhenti berpikir, tetapi dia merasa berbeda.
Ketika kami mulai makan, saya bertanya, “Bagaimana perburuannya?”
“Jangan khawatir,” Tom menjawab. “Saya tidak menembak apapun. Saya tidak melihat apapun yang bisa di tembak.” Dia makan kacangnya, memanaskannya di atas api. Kemudian dia tiba tiba berkata, “Chet McKenny nggak baik.”
“Apa lagi yang sudah di lakukannya?” Saya bertanya. Tom orang yang baik dan jujur. Saya belum pernah mendengar dia berkata demikian tentang seseorang.
“ Oh, saya ingin melupakannya” Dia menjawab. Dia berdiri dan berjalan ke tepi danau.
Sekarang saya yakin kalau McKenny tidak akan datang. Saya berhenti berpikir tentang dia. Saya menambah kayu ke dalam api dan bersandar di dekatnya. Saya bisa melihat bayangan gelap gunung, dengan puncaknya bersinar di antar sinar bintang. Saya kembali bahagia.
Tom kembali dan duduk. “Kau selalu percaya itu.” Dia berkata.
“Percaya apa?”
“Kau percaya kalau McKenny tidak baik.”
Saya hanya diam
“Saya setuju,” Kemudian dia terdiam lagi.
Saya memutuskan kalau saya harus membantunya menceritakan apa yang terjadi. Saya berkata “Apakah Chet menembak rusa?”
“Ya, dia menmbak satu. Rusa besar, dengan tanduk yang panjang.” Kemudian dia berkata, sangat pelan, “Apakah kamu tahu apa yang telah di lakukannya? Dia_” Dia berhenti.
“Apa yang telah di lakukannya?”
“Mungkin saya salah tentang ini_cerita selengkapnya,” Tom berkata. “Saya berburu jauh ke utara, ke danau yang besar. Dia tidak ketemu rusa satupun. Sore, saya kembali ke kemah untuk tidur sebentar. Membasuh badan di sungai, kemudian saya berdiri dan berbalik. Ada rusa jantan besar berdiri di dekat pepohonan.
“Rusa itu sudah melihatku. Kalau saya mengarahkan senapan saya, dia akan lari ke pepohonan. Saya masih berdiri. Setelah beberapa waktu, rusa itu menunduk dan berjalan. Kemudian saya lihat kalau ada yang tidak beres dengannya.
“Rusa itu tidak menggunakan kaki depan kirinya. Dia juga lelah. Dia Cuma bisa bergerak beberapa langkah, kemudian kepalanya terkulai, seakan dia tidak kuat mengangkatnya. Saya pikir pemburu telah menembaknya, pemburu yang tidak tahu bagaimana menembak dan membunuh dengan satu peluru saja.
“Saya mempersiapkan senapan saya. Dia melihat gerakan saya, dan dia tidak peduli. Dia tidak bergerak lebih cepat. Saya tidak ingin menembaknya, tapi saya berpikir bahwa saya lebih baik melakukannya kalau ternyata kakinya patah.
“Kemudian saya dengar teriakan. Itu adalah Kenny, berjalan menuruni pepohonan . Dia menyuruhku untuk membuat rusa itu berganti arah. Saya berpikir, “Tembakanmu jelek.”
“Ketika saya kali ini melangkah mendekati rusa itu, dia berusaha lari. Saya berteriak kea rah McKenny, bertanya kalau dia ingin saya menembaknya. Dia bilang tidak. Dia berkata kalau itu adalah rusanya. Ketika kami berteriak, rusa itu berdiri di sana.”
“Melihat rusa itu membuat saya marah. Tapi itu rusa McKenny. Saya berusaha mengitarinya tanpa membuat rusa itu ketakutan lagi. Kami bergerak mendekati. Sekarang rusa itu melihat kami. He is trembling. Saya bisa melihat kalau dia tertembak di kaki dekat tubuhnya. Darahnya banyak keluar. Menatap kami.”
Tom berhenti
Kemudian dia berkata, “Aneh ketika rusa itu menatap kami. Tatapannya hampa.Tidak ada harapan untuk melawan, tanpa takut, tanpa harapan. Kosong. Rusa itu Cuma menatap kami. Tapi saya tidak bisa bergerak. Rusa itu punya mata yang besar. Saya tidak bisa menjelaskannya.”
Tom menendang kerikil.
“Aku tidak bisa bergerak. Tapi McKenny bisa. Dia mendekat di samping rusa itu. Topinya berada di belakang kepalanya, dan dia tersenyum lebar. Dia bilang kalau itu rusa yang bagus. Dia bilang ke saya untuk melihat ke tanduknya.”
“Rusa itu bergerak lagi. Saya sudah siap untuk membunuhnya, tapi mckenny berteriak kea rah saya. Dia berteriak kalau itu rusanya. Dia bilang kalau saya menembaknya, dia akan menyerang saya. Dia tersenyum tapi dia marah. Saya bertanya apa yang akan dia lakukan. Dia bilang kalau itu urusannya, bukan urusanku.”
“Rusa itu bergerak sangat lambat. Berhenti satu atau dua kali. McKenny bisa dengan mudah membunuhnya. Saya mulai berpikir kalau dia akan membawanya ke kota hidup hidup. Tapi itu bukan alasan.”
Tom berhenti
“Bukan?” kata saya.
“Bukan,” Kata Tom. “Ketika rusa itu berhenti, dekat dengan kami yang sangat sangat siap, Mckenny bilang kalau itu sangat bagus. Dia meletakkan senapannya di bawah pohon. Kemudian dia menyuruh saya untuk memegang kepala rusa itu.”
Tom berhenti lagi, setelah beberapa saat melanjutkan.
“saya tidak tahu mengapa saya melakukannya. Saya tidak tahu apa yang saya pikirkan. Saya memegang tanduk rusa itu, dan rusa itu tetap berdiri di sana. Saya bisa merasakan kalau dia trembling. McKenny mengambil pisaunya.”
Dia bilang “Pegang kepalanya ke atas.”
“Kemudian tiba tiba dia memotong leher rusa itu. Jatuh menimpa saya, saya jatuh terduduk, darah mengucur mengenai tangan dan lengan saya. Keluar seperti lahar. There was an awful lot of it.”
Tak ada yang bisa saya katakana. Kegelapan semakin gelap. Dan kami terlihat jauh dari orang orang. Ada sesuatu, sesuatu yang hidup, di antara bebatuan, mengawasi kami.”
“It is Queer,” ( Aneh ) Kata Tom. Ketika rusa itu jatuh, hidungnya sangat dekat dengan wajah saya. Nafa yang berbau harum seperti sapi. Kemudian darahnya keluar semua, panas.”
Dia berhenti lagi. Kemudian dia bertanya kepada saya “Kamu tahu Kenny bilang apa?”
“Tidak.”
“Dia tertawa ketika rusa itu menimpa saya, kemudian dia bilang, saya tidak perlu menembak lebih dari satu kali, kemudian dia tertawa lagi.”
“Saya marah. Saya bilang kalau itu tembakan bodoh. Dia bilang kalau dia menembak 2 inchi ke kanan, akan membunuh rusa itu. Dia bilang itu adalah tembakan yang sempurna.”
Saya melihat kea rah Tom sekarang “Maksudmu dia memang sengaja menembak kakinya?”
“Ya” Kata Tom. Dia pikir dia sangat pandai. Dia bilang ketika pertama kali melihat rusa itu, dia 8 mil dari kemah kita. Itu adalah rusa jantan yang besar. Dia tidak ingin membawanya sejauh 8 nmil. Dia bilang dia tidak pernah menembak dengan lebih baik. Dia bangga atas tembakannya.”
“Dia bangga?” Kata saya.
“Ya.” Kata Tom. Dia bilang kepada saya kalau dia sudah menggiring rusa itu untuk berlari ke arah yang di inginkannya. Dia bilang mula mula rusa itu tidak tahu bagaimana lari dengan kaki terluka. Rusa itu jatuh beberapa kali. Kenny tertawa melihat itu.”
“Kau benar tentang dia.” Kata Tom.
“saya tidak pernah mengira dia sejahat itu.” Kata saya.
“Dia menikmati semua itu,” Kata Tom. “Dia senang. Dia berbicara, dan berbicara lagi, seperti saya sama kamu saat ini.”
Saya tidak ingin bertanya apa yang telah di lakukan Tom sebelum meninggalkan Kenny. Semua yang di lakukannya sudah cukup. Saya menatapnya.
“Jangan khawatir,” Kata Tom. “Saya tidak menyentuhnya. Saya ingin menceritakan semua sebelum saya mangatakan padamu apa yang saya lakukan.”
“Saya tidak tahu apa yang kamu lakukan, tapi dia pantas mendapatkannya.” Kata saya. Tapi bagaimanapun, saya khawatir. Ketika Tom mengatakan apa yang telah di lakukannya, saya hampir tertawa.
“Saya bilang kepadanya kalau dia sudah menyimpan dengan seksama kakuatannya, dan sekarang dia bisa menggunakannya. Dia bisa jalan kaki ke rumah, sambil membwa rusanya. Kemudian saya masuk mobil, pergi, meninggalkan dia di sana.”
“Kalau saja saya bisa lihat mukanya.” Kata saya.
“Saya tidak melihat ke arahnya,” Kata Tom. “Saya Cuma memasukkan barang barang saya, kemudian pergi. Dia takut untuk bilang apa apa.”
“Apa yang kamu lakukan tidak terlalu buruk,” Kata saya.
“Tidak,” Kata Tom. “Tapi dia akan mencoba membawa rusanya keluar dari gunung.”
“Berhentilah khawatir,” Kata saya. “Kau berikan apa yang pantas untuknya.”
Tom ingin berenang lagi. Kami melepas baju kami dengan semangat, masuk ke air danau bersama sama, dan basah lagi. Sangat dingin kemudian, dan angin semakin kuat. Kami tambah kayu ke dalam perapian. Tom gembira sekarang.
Hari berikutnya, bersalju. Saya memikirkan rusa itu. Saya tidak bisa berhenti berpikir tentangnya. Kami berkemas dan menuju ke mobil kami. Kami diam. Salju membuat keadaan sulit untuk berbicara.
Ada sesuatu yang mengawasi di antara pepohonan dan bebatuan yang kami lewati. Ada sesuatu yang ada di atas pepohonan pegunungan. Mereka tidak bisa menghentikan kami, tapi mereka tidak menyukai kami. Salju menjadi teman mereka.
End.