Tuesday, October 16, 2012

Kisah Pemuda di Gerbong Kereta

Cerita ini saya copy paste dari grub bbm yang masuk ke telepon genggam saya pagi ini, tidak bermaksud apa apa, sekedar sebagai bahan renungan agar kita senantiasa selalu bisa mengambil satu hikmah dari satu dua peristiwa yang terjadi di sekitar kita.

Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya
"Ayah, coba lihat, pohon pohon itu, mereka berjalan menyusul kita".

Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu.

Syahdan, di samping pemuda itu ada sepasang suami istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu, tidak lama pemuda itu kembali berteriak
"Ayah, lihat itu, itu awan kan?, lihat, mereka ikut berjalan bersama kita juga".

Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan.

Dua orang suami istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu
"Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke dokter jiwa?"

Sejenak, ayah pemuda itu terdiam, lalu ia menjawab
"Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan sejak lahir, kemarin dulu ia baru di operasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya".

Hening ..........................
Pasangan suami istri itu terdiam seribu bahasa.



Sunday, October 14, 2012

Empal Gentong


     Terkadang kita seperti mengalami dejavu, di mana kita bertemu dengan atau mengalami satu keadaan di mana kita merasa seperti pernah mengalami sebelumnya, tapi yang saya tulis di sini bukan dejavu ( yang memang kadang kadang terasa mampir di pikiran ), tapi adalah tentang bagaimana satu kejadian atau hal yang kita bayangkan pada hari ini kemudian pada hari hari berikutnya menjadi satu kenyataan.

     Teman bermain saya di kampung ketika masih kecil, sebut saja namanya Mas Tri ( kemarin baru saja telpon, saya kasih kabar kalau mungkin saja saya mau ke Cirebon, eh dianya malah ke Bojonegoro karena satu pekerjaan ), dia jauh jauh merantau ke Kota Tangerang Alhamdulillah mendapat jodoh gadis asal Cirebon. Kemudian Teman satu kelas saya waktu SMA, sebut saja namanya Mbak Wiwik ( nah ini dia tumpuan saya nanti kalau satu saat ke Cirebon, he he ) karena jasa Mark Zukerberg lewat facebook nya, kami ketemu setelah 17 tahun, waks sudah tua benar ternyata kami, dan ..... dia tinggal di Cirebon. Lewat obrolan obrolan kami, terpampanglah satu dua cerita mengenai Nasi Jamblang dan Empal Gentong, Nah ini dia!!!, tadinya yang ada dalam pikiran saya tentang si empal gentong ini adalah selalu tentang dendeng daging, makanya karena penasaran saya ingin sekali di kirimin barang setengah kilo empal gentong, tapi ternyata oh ternyata setelah berdebat tentang bagaimana mereka harus mengirim makanan tersebut yang saya kira mudah, baru tahu saya ternyata ini adalah sejenis masakan berkuah, nah loh, baru ngeh saya. Jadi batal deh menikmati sedapnya si empal gentong ini.

     Tapi, satu hari di tanggal 12 June 2012, di pesta pernikahan teman kantor saya ( Halo Mas Hendi, he he ), yang di adakan di satu gedung di dekat Pabrik Gula Madukismo, setelah melewati satu persatu gubug makanan yang di sediakan yang punya hajat , jedarrrr ...... terlihatlah oleh saya satu masakan dengan judul Empal Gentong, Oh my God, rasanya bagai ketiban durian, tapi tetap lebih enak ke gratisan Empal Gentong, ha ha ha. Maka tanpa pikir panjang lagi langsung saya ambil seporsi Empal Gentong, sesendok dua sendok, mmmmmm rasanya memang mantab!!!. Tapi tetep satu saat harus ke Cirebon buat menikmati si empal gentong yang asli sana, semoga di beri rizki, Amin.

Gubug Empal Gentong itu

     Nasib mujur ternyata masih menghampiri saya, satu hari lagi enak enaknya nge tweet pakai akun @budi_sargede tentang empal gentong, yang punya akun empal gentong muncul @empalgentongCRB ( he he he, halo mbak/ mas admin ) what a lucky I am.

     Nah bagi anda yang penasaran dengan si empal gentong ini, saya sertakan juga resep masaknya yang terus terang saya ambil ( copy paste ) dari http://food.detik.com/read/2012/06/02/120158/1931040/360/resep-daging-empal-gentong
tapi mungkin tidak se original yang ada di Cirebon, kan namanya empal gentong, kemungkinan pakai gentong juga kan? He he, silahkan di simak

Bahan:
500 g daging sapi sandung lamur
500 g jeron sapi (babat, paru, usus)
2 sdm minyak sayur
1 batang serai, memarkan
1 lembar daun salam
3 butir cengkih
500 ml santan segar
Haluskan:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1/2 sdt merica butiran
2 cm kunyit
1/2 cm jahe
2 sdt garam
Pelengkap:
Cabai merah bubuk
Daun kucai, iris kasar
Bawang merah goreng

Cara membuat:

Rebus daging sapi dan jeroan secara terpisah hingga empuk. Tiriskan, potong-potong daging sapi dan jeron kecil dan tipis. Sisihkan kaldu daging.
Tumis bumbu halus hingga wangi.
Tambahkan serai, daun salam, cengkih, aduk rata hingga wangi.
Angkat, taruh di panci, beri kaldu daging sapi dan santan, didihkan.
Masukkan potongan daging dan jeroan. Masak dengan api kecil hingga mendidih dan meresap.
Angkat. Sajikan panas dengan Pelengkapnya.

Untuk 6 orang

selamat mencoba dan merasakan nikmatnya empal gentong.

Wednesday, October 10, 2012

Lost In Bali Part II

Antonio Blanco Museum Ubud

Bali Bird Park Singapadu Gianyar

Bali Zoo, Sukawati Gianyar

Tempat belanja oleh oleh murah meriah ..... langganan kami sejak dulu

Kerobokan

Lost In Bali Part I

       Beberapa hari yang lalu saya ikut dengan armada bus tempat saya mencari nafkah selama ini dengan tujuan semula Ziarah Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Suramadu, Bangkalan kemudian menyeberang ke Pulau Bali. Bermula dari pembicaraan saya dengan tamu yang menginginkan tujuan tersebut memakai armada kami, dan kebetulan saya juga ada beberapa obyek yang belum pernah saya kunjungi jadilah saya pengen ikut dalam rombongan. Semula panitia bilang tidak bisa karena dari kuota 3 armada bus yang di pakai sudah full di pesan, jadilah saya tidak jadi ikut, tapi selang beberapa hari kemudian saya di telepon pihak panitia bahwasanya ada kursi kosong yang bisa saya tempati gratis. Gayung pun bersambut, jadilah saya berencana ikut dalam rombongan ziarah tersebut.

Armada siap di tempat penjemputan
     Hari H, Jum'at 28 September selepas Sholat Jum'at, armada kami sudah siap meluncur ke tempat penjemputan di seputaran Jetis Bantul, satu persatu peserta ziarah berdatangan, ada sebagian yang di jemput dengan bus kecil menuju tempat berkumpul, akhirnya sebelum Sholat Ashar semua peserta sudah lengkap, kami Sholat Ashar dahulu, baru kemudian naik ke bus masing masing, mulai deg deg an karena sepertinya ada peserta yang tidak mendapat jatah tempat duduk, alias kelebihan muatan, kok bisa? Saya juga tidak tahu, tapi sepertinya pihak panitia menghitung jumlah kursi semua untuk peserta, tidak termasuk panitia, nah loh.
     Akhirnya hal yang saya tidak inginkan pun benar benar terjadi, saya harus duduk boncengan ( berdua satu kursi ) dengan panitia, huft, tidak terbayang apabila hal ini nanti terjadi selama perjalanan yang kira kira 4 hari pulang pergi. Sekitar jam 16.00 wib bus mulai berjalan meninggalkan wilayah Jetis Bantul, dan kembali terkejut saya ketika panitia mengumumkan bahwa tujuan ziarah kali ini akan di mulai langsung dari Pulau Bali terlebih dahulu baru kemudian menuju ke obyek ziarah di Jawa Timur, waduh, padahal berangkat sudah sore begini, mau sampai di Pulau Bali jam berapa? batin saya. Tapi baiklah, berhubung panitia maunya seperti itu, we'll see saja. Sempat terbersit keinginan untuk membatalkan diri saya saja alias ndak jadi ikut rombongan, tapi sudah kepalang basah, ibarat sudah terkena air, mandi sekalian. Hehe.
     Makan malam pertama di RM Nurul Huda Sragen, sekaligus Sholat Magrib dan Isya', sayapun berinisiatif untuk pindah armada yang lain, semoga lebih beruntung, tapi oh tapi, ternyata oh ternyata, di bus inipun, nasibnya tidak kalah mengharukan, semua kursi juga sudah terisi. Dan lebih parah lagi adalah, saya harus duduk di tangga pintu belakang, what a pity i am. Hiks hiks, rasanya mau turun saja tapi benar benar sudah kepalang basah. Terusin saja sampai basah kuyup. Heu heu. Terkantuk kantuk sepanjang perjalanan, kepala terbentur kursi adalah bukan hal aneh lagi, anda kasihan sama saya? Ndak usahhh, biasa saja kok. He he.
      Akhirnya tiba juga di Pasuruan sekitar jam 05 wib pagi kurang dikit untuk Sholat Subuh bersama, meski sudah di ingatkan untuk tidak berlama lama di setiap tempat transit mengingat waktu yang semakin mengejar, tapi panggilan alam mengalahkan segalanya, apalagi ibu ibu, begitu ketemu air dan terasa gerah, langsung deh mandi, he he. Segerrrr, walaupun di pelototin hampir semua teman seperjalanan, cuek sajah. Hadeh. Siap siap melanjutkan perjalanan, ada yang sudah seger, ada yang bawa teh manis panas, ada yang bawa kacang rebus, ada yang masih tetep kucel, termasuk saya. Dan perjalanan pun di lanjutkan. Hingga perut crew bus tidak bisa mentolelir lapar lagi alias keroncongan, rombongan pun berhenti di RM Putra Jawa Timur Besuki, Situbondo.

RM Putra Jawa Timur Besuki
     Alhamdulillah bisa nge charge hp yang udah kelap kelip cenat cenut minta di isi batrei nya. Sekalian makan pagi mengisi perut dengan menu yang enak gak enak harus enak, daripada lapar?. Makan pagi selesai, sebagian besar peserta sudah seger karena habis menyentuh air, perjalanan kita lanjutkan. Cuss Ketapang Banyuwangi. Perjalanan yang biasanya bisa di kebut pada malam hari, kali ini tidak bisa, karena sudah banyak aktifitas warga yang di lakukan di jalan, di tambah lalu lalang anak sekolah, sehingga estimasi perjalanan menjadi molor tak terkendali. Hingga jam 13.00 wib siang kami baru masuk ke Pelabuhan Ketapang, suasana sangat terik, di tingkahi suara suara pedagang yang menawarkan dagangan mereka, akupun mengambil 1 botol pulpy orange yang harganya tidak tanggung tanggung 10 ribu rupiah, tapi lumayan buat menghilangkan dahaga selama berlayar menuju Gilimanuk yang memakan waktu sekitar setengah jam lancar ini.
Landing di Gilimanuk
    Alhamdulillah mendarat dengan lancar di Gilimanuk sekitar jam 14.00 wita, rombongan langsung cuss melanjutkan perjalanan tanpa istirahat, sepanjang perjalanan pemandangan langsung berubah, dari yang tadinya di tanah Jawa, menjadi pemandangan di Pulau Bali yang indah penuh dengan pepohonan Kelapa dan hamparan terasering padi yang meliuk liuk, rumah rumah khas Bali yang masih banyak terdapat lumbung padi atau jineng mas di tiap tiap rumah di sepanjang perjalanan Kabupaten Jembrana. Perjalanan sedikit terusik dengan sedikit insiden yaitu panitia yang baru pertama kali mengadakan ziarah ke Pulau Bali salah informasi tentang catering yang di pesan sehingga crew bus masuk ke rumah makan yang salah, yang kebetulan bernama sama. Tapi tidak apa apa, malah bisa menjadi referensi untuk jadwal rombongan berikutnya apabila menginginkan wisata dengan tujuan Pulau Bali. Hingga pukul 18.00 wita rombongan baru bertemu dengan catering yang di pesan di Tabanan, rombongan yang sebagian besar sudah lapar pun langsung menyerbu nasi box yang di sediakan oleh panitia. Nyam nyam .... lega melihat penumpang yang berangsur cerah wajahnya sehabis manyantap hidangan. Dan karena sudah malam, guide yang di pesan panitia pun mengarahkan acara ziarah ke Seseh di Mengwi Badung. Sekitar jam 20.00 wita malam tiba di tempat, dengan latar belakang debur ombak Pantai Seseh di malam hari, acara ziarah pun berlangsung khidmat.
      Selesai dari Pantai Seseh, acara di arahkan oleh guide menuju ke tempat penjualan oleh oleh di seputaran jl Gatot Subroto bagian barat, di Denpasar .... nah! Di sinilah keputusan saya untuk memisahkan diri dari rombongan wisata ziarah untuk meng explore Pulau Bali sendiri, terutama ke obyek obyek wisata yang belum pernah saya kunjungi, sekalian juga untuk referensi apabila ada tamu yang menghendaki obyek wisata tersebut. Tengak tengok hotel buat bermalam, eh nasib baik langsung berpihak pada saya, cuma berjarak sekitar 20 meter ada sebuah hotel yang lumayan, langsung check in dah, selamat jalan rombongan menuju Negara dan obyek wisata ziarah lainnya di Jawa Timur. Zzzzzzzzz nyenyak bener tidur di kasur, hilang sudah penat seharian kemarin.
       Keesokan harinya, makan pagi di hotel cuman di kasih telor rebus, teh, kopi dan kue, masih lah terasa lapar perut ini, cari makanan yang halal, dapatnya .... tet tot .... mie rebus yang di jual deket hotel, lumayan banget buat mengusir lapar, kemudian dengan di antar petugas hotel, mulailah berkeliling mencari persewaan motor buat 2 hari, yang akhirnya dapat juga di Pamecutan dekat Pasar Badung, lumayan 60 ribu buat 2 hari, plus bensin sudah bisa di pakai buat puter puter, yang pertama saya cari tentulah ..... peta, karena mengandalkan apps peta di blackberry sangat tidak bersahabat. Jadi cara manual lebih oke menurut saya. Kelar beli peta di toko buku dalam swalayan di jl Hos Cokroaminoto, kembali ke hotel buat sholat dhuhur, kemudian cuss ke Pantai Kuta, pemandangan tidak biasa di tempat lain akan terasa biasa di tempat ini, tak lain dan tak bukan adalah ... bule bule dengan penutup badan seadanya ... he he he.

Kute oh Kute
     Meninggalkan Pantai Kuta yang panas karena memang siang hari, seharusnya tadi ke Kuta sore sore pas sunset, tapi gak papalah, lain waktu saja, kembali berkeliling didaerah Seminyak yang kurang lebih nuansanya sama dengan Kuta, sampai lupa watu, jam sudah hampir jam 17.00 wita, segera kembali ke hotel buat sholat ashar, selepas sholat isya cuman saya habiskan buat ngobrol ngobrol dengan petugas hotel tentang adat istiadat dan berbagai macam kebiasaan masyarakat Bali. Cari makan malam di sekitar hotel kemudian tidur. Kehidupan malam di lewatkan .... he he.
     
Hari Senin, sehabis sarapan saya langsung menggeber motor sewaan menuju ke Ubud. Melewati Pasar Seni Sukawati, melewati Batubulan tempat biasa di adakan pentas barong, melewati kawasan kerajinan perak Celuk, yang mungkin karena masih pagi jadi masih banyak toko yang tutup. Tak lupa sebelumnya mampir di Tegal Alang, tempat banyak di jual aneka kerajinan hiasan dari kaca, balik lagi ke selatan, ke Ubud, foto foto Neka Museum, Antonio Blanco Museum ( tapi tidak masuk, karena waktunya mepet ) dan mampir warnet sebentar buat ngeprint tiket pulang nanti malam, balik lagi ke selatan, mampir sebentar di toko oleh oleh sekedar beli sedikit oleh oleh khas Bali, lalu ke kantor Bali Zoo di Sukawati Kab Gianyar, minta brosur dan kontrak untuk travel, kemudian ke Bali Bird Park Singapadu Batubulan Kab Gianyar, ngobrol dengan marketing. Minta brosur dan kontrak, langsung pamit pulang, karena mau check out hotel.

Sukawati dari arah utara
Ubud

      Keluar dari hotel, puter puter niatnya mengembalikan motor, tapi saya lupa nama jalan dan bahkan kemarin tidak minta nomer telepon nya, jadi cuman ingat tempatnya tanpa tau alamatnya, kesasar dah, tapi Alhamdulillah ketemu juga. Kelar urusan dengan motor telepon taxi menuju ke Ngurah Rai dengan sebelumnya mampir juga di Joger Kuta buat beli beberapa potong kaos pesanan teman teman jogja. Sholat ashar dan makan di bandara, setelah di lengkapi dengan delay sekitar setengah jam akhirnya jam 20.10 wib tiba juga kembali di yogya. Lega.