Tuesday, October 23, 2012
Tuesday, October 16, 2012
Kisah Pemuda di Gerbong Kereta
Cerita ini saya copy paste dari grub bbm yang masuk ke telepon genggam saya pagi ini, tidak bermaksud apa apa, sekedar sebagai bahan renungan agar kita senantiasa selalu bisa mengambil satu hikmah dari satu dua peristiwa yang terjadi di sekitar kita.
Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya
"Ayah, coba lihat, pohon pohon itu, mereka berjalan menyusul kita".
Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu.
Syahdan, di samping pemuda itu ada sepasang suami istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu, tidak lama pemuda itu kembali berteriak
"Ayah, lihat itu, itu awan kan?, lihat, mereka ikut berjalan bersama kita juga".
Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan.
Dua orang suami istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu
"Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke dokter jiwa?"
Sejenak, ayah pemuda itu terdiam, lalu ia menjawab
"Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan sejak lahir, kemarin dulu ia baru di operasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya".
Hening ..........................
Pasangan suami istri itu terdiam seribu bahasa.
Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya
"Ayah, coba lihat, pohon pohon itu, mereka berjalan menyusul kita".
Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu.
Syahdan, di samping pemuda itu ada sepasang suami istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu, tidak lama pemuda itu kembali berteriak
"Ayah, lihat itu, itu awan kan?, lihat, mereka ikut berjalan bersama kita juga".
Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan.
Dua orang suami istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu
"Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke dokter jiwa?"
Sejenak, ayah pemuda itu terdiam, lalu ia menjawab
"Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan sejak lahir, kemarin dulu ia baru di operasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya".
Hening ..........................
Pasangan suami istri itu terdiam seribu bahasa.
Sunday, October 14, 2012
Empal Gentong
Terkadang kita seperti
mengalami dejavu, di mana kita bertemu dengan atau mengalami
satu keadaan di mana kita merasa seperti pernah mengalami sebelumnya,
tapi yang saya tulis di sini bukan dejavu ( yang memang kadang
kadang terasa mampir di pikiran ), tapi adalah tentang bagaimana satu
kejadian atau hal yang kita bayangkan pada hari ini kemudian pada
hari hari berikutnya menjadi satu kenyataan.
Teman bermain saya di
kampung ketika masih kecil, sebut saja namanya Mas Tri ( kemarin baru
saja telpon, saya kasih kabar kalau mungkin saja saya mau ke Cirebon,
eh dianya malah ke Bojonegoro karena satu pekerjaan ), dia jauh jauh
merantau ke Kota Tangerang Alhamdulillah mendapat jodoh gadis asal
Cirebon. Kemudian Teman satu kelas saya waktu SMA, sebut saja namanya
Mbak Wiwik ( nah ini dia tumpuan saya nanti kalau satu saat ke
Cirebon, he he ) karena jasa Mark Zukerberg lewat facebook nya, kami
ketemu setelah 17 tahun, waks sudah tua benar ternyata kami, dan
..... dia tinggal di Cirebon. Lewat obrolan obrolan kami,
terpampanglah satu dua cerita mengenai Nasi Jamblang dan Empal
Gentong, Nah ini dia!!!, tadinya yang ada dalam pikiran saya tentang
si empal gentong ini adalah selalu tentang dendeng daging, makanya
karena penasaran saya ingin sekali di kirimin barang setengah kilo
empal gentong, tapi ternyata oh ternyata setelah berdebat tentang
bagaimana mereka harus mengirim makanan tersebut yang saya kira
mudah, baru tahu saya ternyata ini adalah sejenis masakan berkuah,
nah loh, baru ngeh saya. Jadi batal deh menikmati sedapnya si empal
gentong ini.
Tapi, satu hari di
tanggal 12 June 2012, di pesta pernikahan teman kantor saya ( Halo
Mas Hendi, he he ), yang di adakan di satu gedung di dekat Pabrik
Gula Madukismo, setelah melewati satu persatu gubug makanan yang di
sediakan yang punya hajat , jedarrrr ...... terlihatlah oleh saya
satu masakan dengan judul Empal Gentong, Oh my God, rasanya
bagai ketiban durian, tapi tetap lebih enak ke gratisan Empal
Gentong, ha ha ha. Maka tanpa pikir panjang lagi langsung saya ambil
seporsi Empal Gentong, sesendok dua sendok, mmmmmm rasanya memang
mantab!!!. Tapi tetep satu saat harus ke Cirebon buat menikmati si
empal gentong yang asli sana, semoga di beri rizki, Amin.
Gubug Empal Gentong itu |
Nasib mujur ternyata
masih menghampiri saya, satu hari lagi enak enaknya nge tweet pakai
akun @budi_sargede tentang empal gentong, yang punya akun empal
gentong muncul @empalgentongCRB ( he he he, halo mbak/ mas admin )
what a lucky I am.
Nah bagi anda yang
penasaran dengan si empal gentong ini, saya sertakan juga resep
masaknya yang terus terang saya ambil ( copy paste ) dari
http://food.detik.com/read/2012/06/02/120158/1931040/360/resep-daging-empal-gentong
tapi mungkin tidak se
original yang ada di Cirebon, kan namanya empal gentong, kemungkinan
pakai gentong juga kan? He he, silahkan di simak
Bahan:
500 g daging sapi sandung
lamur
500 g jeron sapi (babat,
paru, usus)
2 sdm minyak sayur
1 batang serai, memarkan
1 lembar daun salam
3 butir cengkih
500 ml santan segar
Haluskan:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1/2 sdt merica butiran
2 cm kunyit
1/2 cm jahe
2 sdt garam
Pelengkap:
Cabai merah bubuk
Daun kucai, iris kasar
Bawang merah goreng
Cara membuat:
Rebus daging sapi dan
jeroan secara terpisah hingga empuk. Tiriskan, potong-potong daging
sapi dan jeron kecil dan tipis. Sisihkan kaldu daging.
Tumis bumbu halus hingga
wangi.
Tambahkan serai, daun
salam, cengkih, aduk rata hingga wangi.
Angkat, taruh di panci,
beri kaldu daging sapi dan santan, didihkan.
Masukkan potongan daging
dan jeroan. Masak dengan api kecil hingga mendidih dan meresap.
Angkat. Sajikan panas
dengan Pelengkapnya.
Untuk 6 orang
selamat mencoba dan
merasakan nikmatnya empal gentong.
Wednesday, October 10, 2012
Lost In Bali Part I
Beberapa hari yang lalu
saya ikut dengan armada bus tempat saya mencari nafkah selama ini
dengan tujuan semula Ziarah Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya,
Suramadu, Bangkalan kemudian menyeberang ke Pulau Bali. Bermula dari
pembicaraan saya dengan tamu yang menginginkan tujuan tersebut
memakai armada kami, dan kebetulan saya juga ada beberapa obyek yang
belum pernah saya kunjungi jadilah saya pengen ikut dalam rombongan.
Semula panitia bilang tidak bisa karena dari kuota 3 armada bus yang
di pakai sudah full di pesan, jadilah saya tidak jadi ikut, tapi
selang beberapa hari kemudian saya di telepon pihak panitia
bahwasanya ada kursi kosong yang bisa saya tempati gratis. Gayung pun
bersambut, jadilah saya berencana ikut dalam rombongan ziarah
tersebut.
Armada siap di tempat penjemputan |
Akhirnya hal yang saya
tidak inginkan pun benar benar terjadi, saya harus duduk boncengan (
berdua satu kursi ) dengan panitia, huft, tidak terbayang apabila hal
ini nanti terjadi selama perjalanan yang kira kira 4 hari pulang
pergi. Sekitar jam 16.00 wib bus mulai berjalan meninggalkan wilayah
Jetis Bantul, dan kembali terkejut saya ketika panitia mengumumkan
bahwa tujuan ziarah kali ini akan di mulai langsung dari Pulau Bali
terlebih dahulu baru kemudian menuju ke obyek ziarah di Jawa Timur,
waduh, padahal berangkat sudah sore begini, mau sampai di Pulau Bali
jam berapa? batin saya. Tapi baiklah, berhubung panitia maunya
seperti itu, we'll see saja. Sempat terbersit keinginan untuk
membatalkan diri saya saja alias ndak jadi ikut rombongan, tapi sudah
kepalang basah, ibarat sudah terkena air, mandi sekalian. Hehe.
Makan malam pertama di RM
Nurul Huda Sragen, sekaligus Sholat Magrib dan Isya', sayapun
berinisiatif untuk pindah armada yang lain, semoga lebih beruntung,
tapi oh tapi, ternyata oh ternyata, di bus inipun, nasibnya tidak
kalah mengharukan, semua kursi juga sudah terisi. Dan lebih parah
lagi adalah, saya harus duduk di tangga pintu belakang, what a pity i
am. Hiks hiks, rasanya mau turun saja tapi benar benar sudah kepalang
basah. Terusin saja sampai basah kuyup. Heu heu. Terkantuk kantuk
sepanjang perjalanan, kepala terbentur kursi adalah bukan hal aneh
lagi, anda kasihan sama saya? Ndak usahhh, biasa saja kok. He he.
Akhirnya tiba juga di
Pasuruan sekitar jam 05 wib pagi kurang dikit untuk Sholat Subuh
bersama, meski sudah di ingatkan untuk tidak berlama lama di setiap
tempat transit mengingat waktu yang semakin mengejar, tapi panggilan
alam mengalahkan segalanya, apalagi ibu ibu, begitu ketemu air dan
terasa gerah, langsung deh mandi, he he. Segerrrr, walaupun di
pelototin hampir semua teman seperjalanan, cuek sajah. Hadeh. Siap
siap melanjutkan perjalanan, ada yang sudah seger, ada yang bawa teh
manis panas, ada yang bawa kacang rebus, ada yang masih tetep kucel,
termasuk saya. Dan perjalanan pun di lanjutkan. Hingga perut crew bus
tidak bisa mentolelir lapar lagi alias keroncongan, rombongan pun
berhenti di RM Putra Jawa Timur Besuki, Situbondo.
Alhamdulillah bisa
nge charge hp yang udah kelap kelip cenat cenut minta di isi batrei
nya. Sekalian makan pagi mengisi perut dengan menu yang enak gak enak
harus enak, daripada lapar?. Makan pagi selesai, sebagian besar
peserta sudah seger karena habis menyentuh air, perjalanan kita
lanjutkan. Cuss Ketapang Banyuwangi. Perjalanan yang biasanya bisa di
kebut pada malam hari, kali ini tidak bisa, karena sudah banyak
aktifitas warga yang di lakukan di jalan, di tambah lalu lalang anak
sekolah, sehingga estimasi perjalanan menjadi molor tak terkendali.
Hingga jam 13.00 wib siang kami baru masuk ke Pelabuhan Ketapang,
suasana sangat terik, di tingkahi suara suara pedagang yang
menawarkan dagangan mereka, akupun mengambil 1 botol pulpy orange
yang harganya tidak tanggung tanggung 10 ribu rupiah, tapi lumayan
buat menghilangkan dahaga selama berlayar menuju Gilimanuk yang
memakan waktu sekitar setengah jam lancar ini.
RM Putra Jawa Timur Besuki |
Landing di Gilimanuk |
Selesai dari Pantai
Seseh, acara di arahkan oleh guide menuju ke tempat penjualan oleh
oleh di seputaran jl Gatot Subroto bagian barat, di Denpasar ....
nah! Di sinilah keputusan saya untuk memisahkan diri dari rombongan
wisata ziarah untuk meng explore Pulau Bali sendiri, terutama ke
obyek obyek wisata yang belum pernah saya kunjungi, sekalian juga
untuk referensi apabila ada tamu yang menghendaki obyek wisata
tersebut. Tengak tengok hotel buat bermalam, eh nasib baik langsung
berpihak pada saya, cuma berjarak sekitar 20 meter ada sebuah hotel
yang lumayan, langsung check in dah, selamat jalan rombongan menuju
Negara dan obyek wisata ziarah lainnya di Jawa Timur. Zzzzzzzzz
nyenyak bener tidur di kasur, hilang sudah penat seharian kemarin.
Keesokan harinya, makan
pagi di hotel cuman di kasih telor rebus, teh, kopi dan kue, masih
lah terasa lapar perut ini, cari makanan yang halal, dapatnya ....
tet tot .... mie rebus yang di jual deket hotel, lumayan banget buat
mengusir lapar, kemudian dengan di antar petugas hotel, mulailah
berkeliling mencari persewaan motor buat 2 hari, yang akhirnya dapat
juga di Pamecutan dekat Pasar Badung, lumayan 60 ribu buat 2 hari,
plus bensin sudah bisa di pakai buat puter puter, yang pertama saya
cari tentulah ..... peta, karena mengandalkan apps peta di blackberry
sangat tidak bersahabat. Jadi cara manual lebih oke menurut saya.
Kelar beli peta di toko buku dalam swalayan di jl Hos Cokroaminoto,
kembali ke hotel buat sholat dhuhur, kemudian cuss ke Pantai Kuta,
pemandangan tidak biasa di tempat lain akan terasa biasa di tempat
ini, tak lain dan tak bukan adalah ... bule bule dengan penutup badan
seadanya ... he he he.
Meninggalkan Pantai Kuta yang panas karena
memang siang hari, seharusnya tadi ke Kuta sore sore pas sunset, tapi
gak papalah, lain waktu saja, kembali berkeliling didaerah Seminyak
yang kurang lebih nuansanya sama dengan Kuta, sampai lupa watu,
jam sudah hampir jam 17.00 wita, segera kembali ke hotel buat sholat
ashar, selepas sholat isya cuman saya habiskan buat ngobrol ngobrol
dengan petugas hotel tentang adat istiadat dan berbagai macam
kebiasaan masyarakat Bali. Cari makan malam di sekitar hotel kemudian
tidur. Kehidupan malam di lewatkan .... he he.
Kute oh Kute |
Hari Senin, sehabis sarapan saya langsung menggeber motor sewaan menuju ke Ubud. Melewati Pasar Seni Sukawati, melewati Batubulan tempat biasa di adakan pentas barong, melewati kawasan kerajinan perak Celuk, yang mungkin karena masih pagi jadi masih banyak toko yang tutup. Tak lupa sebelumnya mampir di Tegal Alang, tempat banyak di jual aneka kerajinan hiasan dari kaca, balik lagi ke selatan, ke Ubud, foto foto Neka Museum, Antonio Blanco Museum ( tapi tidak masuk, karena waktunya mepet ) dan mampir warnet sebentar buat ngeprint tiket pulang nanti malam, balik lagi ke selatan, mampir sebentar di toko oleh oleh sekedar beli sedikit oleh oleh khas Bali, lalu ke kantor Bali Zoo di Sukawati Kab Gianyar, minta brosur dan kontrak untuk travel, kemudian ke Bali Bird Park Singapadu Batubulan Kab Gianyar, ngobrol dengan marketing. Minta brosur dan kontrak, langsung pamit pulang, karena mau check out hotel.
Sukawati dari arah utara |
Ubud |
Keluar dari hotel, puter puter niatnya mengembalikan motor, tapi saya lupa nama jalan dan bahkan kemarin tidak minta nomer telepon nya, jadi cuman ingat tempatnya tanpa tau alamatnya, kesasar dah, tapi Alhamdulillah ketemu juga. Kelar urusan dengan motor telepon taxi menuju ke Ngurah Rai dengan sebelumnya mampir juga di Joger Kuta buat beli beberapa potong kaos pesanan teman teman jogja. Sholat ashar dan makan di bandara, setelah di lengkapi dengan delay sekitar setengah jam akhirnya jam 20.10 wib tiba juga kembali di yogya. Lega.
Subscribe to:
Posts (Atom)